MODEL PENCAPAIAN KONSEP



MODEL PENCAPAIAN KONSEP
A.  Pengertian Pembelajaran Pencapaian Konsep
Pencapaian konsep merupakan “proses mencari dan mendaftar sifat-sifat yang dapat digunakan untuk membedakan contoh-contoh yang tepat dengan contoh-contoh yang tidak tepat dari berbagai kategori” (Bruner, Goodnow, dan Austin, 1967). Sementara pembentukan konsep, yang merupakan dasar dari model induktif yang telah dideskripsikan pada pelajaran sebelumnya, merupakan proses yang mengharuskan siswa menentukan dasar dimana mereka akan membangun kategori, maka pencapaian konsep mengharuskan mereka menggambarkan sifat-sifat dari suatu kategori yang sudah terbentuk dalam pikiran orang lain dengan cara membandingkan dan membedakan contoh-contoh (disebut eksemplars) yang berisi karakteristik-karakteristik (disebut ciri-ciri) konsep itu dengan contoh-contoh yang tidak berisi karakteristik-karakteristik ini. Model pembelajaran pencapaian konsep dibangun berkaitan dengan studi berpikir siswa yang dilakukan oleh Bruner, Goodnow, dan Austin (1967). Model pembelajaran pencapaian konsep ini relatif berkaitan erat dengan model pembelajaran induktif. Baik model pembelajaran pencapaian konsep dan model pembelajaran induktif, keduanya didesain untuk menganalisis konsep, mengembangkan konsep, pengajaran konsep dan untuk menolong siswa menjadi lebih efektif dalam mempelajari konsep-konsep. Model pembelajaran pencapaian konsep merupakan metode yang efisien untuk mempresentasikan informasi yang telah terorganisir dari suatu topik yang luas menjadi topik yang lebih mudah dipahami untuk setiap stadium perkembangan konsep. Model pembelajaran pencapaian konsep ini dapat memberikan suatu cara menyampaikan konsep dan mengklarifikasi konsep-konsep serta melatih siswa menjadi lebih efektif pada pengembangan konsep.
Joyce, B. (2000:143) dalam Eko Siswanto, 2013 menyatakan bahwa, “Pembelajaran concept attainment mempertajam dasar keterampilan berpikir.” Dari pernyataan Joyce tersebut menunjukkan bahwa model pembelajaran pencapaian konsep terkandung di dalamnya pengajaran berpikir siswa, karena di dalam model pembelajaran pencapaian konsep ada beberapa tahapan-tahapan yang mesti dilewati, seperti mengkatagorisasi, pembentukan konsep dengan memperhatikan berbagai macam karakteristiknya.
Pembelajaran model pencapaian konsep adalah suatu strategi mengajar bersifat induktif didefinisikan untuk membantu siswa dari semua usia dalam memperkuat pemahaman mereka terhadap konsep yang dipelajari dari melatih menguji hipotesis. Model tersebut pertama kali diciptakan oleh Joyce dan Weil (dalam Gunter, Este, dan Schwab, 1990: 1972) yang berpijak pada karya Bruner, Goodnow, dan Austin. Model pencapaian konsep bermanfaat untuk memberikan pengalaman metode sains kepada para siswa dan secara khusus menguji hipotesis.
Eggan dan Kauchak (1996) mengemukakan: “Model pencapaian konsep adalah suatu strategi pembelajaran induktif yang didesain untuk membantu siswa pada semua usia dalam mempelajari konsep dan melatih pengujian hipotesis”. Suherman dan Saripuddin (2009) mengemukakan bahwa: “Salah satu keunggulan model pencapaian konsep adalah untuk memahami   (mempelajari) suatu konsep dengan cara lebih efektif”.  Model ini membantu siswa pada semua usia dalam memahami tentang konsep dan latihan pengujian hipotesis. Model pencapaian konsep ini banyak menggunakan contoh dan non contoh.
Jadi, dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran pencapaian konsep adalah suatu model pembelajaran yang menekankan pada pemahaman konsep kepada siswa, guru mengawali pengajaran dengan menyajikan data atau contoh dan yang bukan contoh, kemudian guru meminta siswa untuk mengamati data atau contoh tersebut dan siswa dibimbing agar mampu mengidentifikasi ciri-ciri atau karakteristik dari contoh yang diberikan.
B.  Strategi-strategi Penemuan Konsep
Apa yang terlintas dalam pikiran siswa saat mereka membandingkan dan membedakan beberapa contoh? Jenis hipotesis apa yang muncul pertama kali atas contoh-contoh itu dan bagaimana mereka memodifikasi dan menguji hipotesis itu? Untuk menjawab pertanyaan ini ada tiga faktor penting bagi kita. Pertama, kita dapat membangun latihan-latihan penemuan konsep sehingga kita dapat mengamati bagaimana siswa berpikir. Kedua, siswa tidak hanya mendeskripsikan bagaimana mereka memperoleh konsep, tetapi juga mereka mampu untuk lebih efisien dengan mengubah strategi-strategi mereka dan belajar menggunakan strategi baru. Ketiga, dengan mengubah cara kita menyajikan informasi dan dengan sedikit memodifikasi model ini, kita dapat mempengaruhi cara-cara dalam memproses informasi.
Lebih lanjut dijelaskan ada dua cara kita memperoleh informasi mengenai cara siswa memperoleh konsep (attaint concept) yaitu:
1.    Sesudah konsep telah diperoleh, kita dapat mengatakan kepadanya untuk menceritakan pemikiran mereka sebagai proses latihan.
2.    Dapat dengan mendiskusikan strategi apa yang ditemukan siswa dan bagaimana mereka memperoleh.
Jadi, kunci untuk memahami strategi-strategi yang digunakan siswa untuk mencapai konsep adalah menganalisis bagaimana mereka mendekati informasi yang tersedia dalam contoh-contoh yang guru sediakan
Ada dua cara yang dapat kita gunakan untuk mengamati dan memperoleh informasi tentang strategi yang digunakan siswa untuk mencapai konsep. Pertama, setelah suatu konsep dicapai kita dapat meminta mereka menceritakan pemikirannya agar latihan terus berlangsung. Misalnya dengan menggambarkan gagasan yang mereka munculkan, sifat apa yang mereka fokuskan, dan modifikasi apa yang mereka buat.
Kedua, kita dapat meminta siswa untuk menulis hipotesis mereka. Setelah itu, mereka diminta menyerahkan kepada guru suatu catatan yang dapat guru analisis. Dengan menggunakan dan bercermin pada strategi mereka, siswa dapat mencoba strategi baru dalam pelajaran selanjutnya dan menyelidiki pengaruh perubahan itu.
Kesimpulannya bahwa siswa sebenarnya mampu mengembangkan pengetahuan prosedural (bagaimana mencapai konsep) dengan latihan secara intens. Semakin banyak pengetahuan prosedural yang siswa miliki, semakin efektif mereka mencapai dan menerapkan pengetahuan konseptual. Dengan demikian, kita memang perlu menerapkan analisis berpikir semacam ini untuk memfasilitasi pembelajaran pemerolehan konsep.
C.  Model Pengajaran Pencapaian Konsep
1.    Struktur Pengajaran
Tahap pertama melibatkan penyajian data pada pembelajar. Setiap unit data merupakan “contoh” atau “noncontoh” konsep yang terpisah. Unit-unit ini disajikan berpasangan. Data tersebut bisa berupa kejadian, manusia, objek, cerita, gambar, atau unit lain. Para pembelajar diberitahu bahwa seluruh contoh positif memiliki satu gagasan umum, tugas mereka adalah mengembangkan satu hipotesis tentang sifat dari konsep tersebut. Contoh-contoh disajikan dalam suatu instruksi yang telah diatur sebelumnya dan dilabeli dengan Ya atau Tidak. Pembelajar diminta untuk membandingkan dan memverifikasi sifat-sifat dari contoh-contoh yang berbeda itu. Pada akhirnya, para pembelajar diminta untuk menamai konsep-konsep mereka dan menyampaikan aturan-aturan atau definisi-definisi konsep menurut sifat-sifatnya yang paling esensial. Hipotesis mereka diverifikasi hingga tahap selanjutnya; siswa mungkin tidak tahu nama-nama beberapa konsep, tetapi nama-nama itu dapat disajikan ketika konsep-konsep itu telah diverifikasi.
Tahap Pertama:
Penyajian Data dan Identifikasi
Konsep

Tahap Kedua:
Pengujian Pencapaian Konsep

Guru menyajikan contoh-contoh yang telah dilabeli
Siswa mengidentifikasi contoh-contoh tambahan yang tidak dilabeli dengan tanda Ya dan Tidak
Siswa membandingkan sifat-sifat / ciri-ciri dalam contoh-contoh positif dan contoh-contoh negatif
Guru menguji hipotesis, menamai konsep, dan menyatakan kembali definisi-definisi menurut sifat-sifat/ ciri-ciri yang paling esensial
Siswa menjelaskan sebuah definisi menurut sifat-sifat/ ciri-ciri yang paling esensial
Siswa membuat contoh-contoh
Tahap Ketiga:
Analisis strategi-Strategi berfikir
Siswa mendeskripsikan pemikiran-pemikiran
Siswa mendiskusikan peran sifat-sifat dan hipotesis-hipotesis
Siswa mendiskusikan jenis dan ragam hipotesis

Tabel struktur Pengajaran Model Pencapaian Konsep

Pada tahap kedua, siswa menguji penemuan konsep mereka, pertama-tama dengan mengidentifikasi secara tepat contoh-contoh tambahan yang dapat dilabeli dari konsep itu kemudian dengan membuat contoh-contoh. Setelah ini, guru (dan siswa) dapat membenarkan atau tidak membenarkan hipotesis mereka, merevisi pilihan konsep atau sifat-sifat yang mereka tentukan sebagaimana mestinya.
Pada tahap ketiga, siswa mulai menganalisis strategi-strategi dengan segala hal yang mereka gunakan untuk mencapai konsep. Siswa atau pembelajar dapat menggambarkan pola-pola mereka.
2.    Sistem Sosial
Sebelum mengajar dengan model penemuan konsep, guru memilih konsep menyeleksi dan mengolah bahan menjadi contoh-contoh yang negatif atau positif. Ketika menggunakan model pencapaian konsep guru bertindak sebagai perekam, yang mengawasi hipotesis-hipotesis dan ciri-ciri yang dibuat siswa. Guru juga menyajikan contoh-contoh tambahan seperlunya. Ada tiga tugas penting yang harus diperhatikan guru selama aktivitas penemuan konsep yaitu : merekam dan menyajikan data tambahan, guru harus menyajikan contoh-contoh yang benar-benar terstruktur, guru dapat menerapkan prosedur-prosedur pembelajaran kooperatif dalam model pengajaran ini.
3.    Tugas / Peran Guru
Selama proses pelajaran guru harus bersikap simpatik pada hipotesis yang dibuat oleh siswa, menekankan bahwa hipotesis-hipotesis itu merupakan hipotesis alamiah dan menciptakan dialog yang di dalamnya siswa dapat menguji hipotesis mereka dengan hipotesis temannya yang lain. Dalam tahap berikutnya guru harus mengalihkan perhatian siswa pada analisis terhadap konsep mereka dan strategi berpikir mereka. Guru seharusnya menganjurkan pelaksanaan analisis dengan berbagai strategi dari pada mencoba mencari satu strategi terbaik untuk semua orang dalam semua situasi.
4.    Sistem Pendukung
Pelajaran-pelajaran penemuan konsep mensyaratkan adanya sajian contoh-contoh negatif dan positif pada siswa. Yang harus ditekankan adalah tugas siswa pada penemuan konsep bukan menemukan atau membuat konsep-konsep baru. Tetapi mencapai atau mendapatkan konsep-konsep yang sebelumnya telah dipilih oleh guru. Oleh karenanya sumber data perlu diketahui sebelumnya dan sifat nya juga harus terlihat dengan jelas. Ketika siswa disajikan dengan sebuah contoh mereka diminta menggambarkan karakteristik dari contoh tersebut. Yang kemudian dapat direkam oleh guru.

D.  Penerapan Model Pencapaian Konsep
Penerapan model pencapaian konsep akan menentukan bentuk aktivitas-aktivitas dalam pembelajaran tertentu. Jika penekanannya adalah untuk memperoleh konsep baru guru harus menekankan melalui pertanyaan atau komentarnya tentang sifat-sifat disetiap contoh. Jika penekananya adalah proses induktif, guru mungkin dapat menyediakan sedikit tanda atau isyarat dan mengajak siswa untuk tekun dan berpartisipasi aktif. Jika penekanannya pada analisis berfikir guru sebaiknya menerapkan latihan pencapaian konsep yang tidak terlalu lama sehingga siswa akan menghabiskan lebih banyak waktu untuk analisis berfikir.
Model penemuan konsep bisa diterapkan pada siswa diseluruh tingkatan umur dan tingkatan kelas. Ketika model ini diterapkan pada anak usia dini materi untuk membuat contoh-contoh harus selalu tersedia dan perlu sedikit pengubahan untuk mempermudah mereka menggunakan contoh-contoh itu. Benda-benda dan bentuk-bentuk di sekitar kelas yang ditemukan di hampir seluruh kelas anak usia dini dapat digunakan sebagai contoh-contoh.meskipun disadari bahwa membantu siswa bekerja secara induktif merupakan salah satu tujuan penting, guru seharusnya juga memiliki tujuan spesifik yang lebih banyak dalam menggunakan model ini.
Model penemuan konsep merupakan seperangkat evaluasi unggul saat guru ingin mengetahui sejauh mana siswa mampu menguasi gagasan penting yang mereka ajarkan. Model ini juga dapat berguna dalam membuka bidang konseptual baru dengan cara melakukan rangkaian penelitian pada siswa secara individu atau kelompok. Model penemuan konsep tidak hanya memperkenalkan perlunya suatu penelitian untuk bidang materi pelajaran tetapi juga dapat meningkatkan kajian induktif tanpa henti. Pelajaran- pelajaran penemuan konsep yang menyediakan konsep-konsep penting dalam unit studi sosial seperti demokrasi, sosialisme hak asasi dapat diselipkan secara periodik kedalamunit-unit yang berlainan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

RUMPUN MODEL PEMBELAJARAN SISTEM PERILAKU

RUMPUN MODEL PEMBELAJARAN PERSONAL

MODEL PEMBELAJARAN SINEKTIK