MODEL PEMBELAJARAN MASETRY LEARNING
A.
Pengertian
Model Pembelajaran Masetry Learning
Model pembelajaran adalah
seluruh rangkaian penyajian materi ajar yang meliputi segala aspek sebelum,
sedang, dan sesudah pembelajaran yang dilakukan guru serta segala fasilitas
yang terkait yang digunakan secara langsung atau tidak langsung dalam proses belajar
mengajar. Terdapat banyak model pemebelajaran yang dapat diterapkan dalam
proses pembelajaran, salah satunya adalah model belajar dengan cara belajar
menguasai atau disebut juga dengan mastery learning.
Pembelajaran menguasai ( mastery learning) adalah kerangka berpikir dalam
merencanakan rangkaian instruksional, yang dirumuskan oleh John B. Carrol
(1971) dan Benjamin Bloom (1971). Gagasan
teoritis yang paling inti dalam pembelajaran menguasai ini didasarkan pada
perspektif John Carrol yang cukup menarik mengenai makna bakat. Umumnya, bakat
dianggap sebagai karakteristik yang berhubungan erat dengan prestasi siswa
(semakin banyak bakat yang dimiliki seseorang, maka semakin sering ia belajar).
Namun, Carrol memandang bakat sebagai jumlah waktu yang dihabiskan seseorang
untuk mempelajari materi tertentu, dan bukan merupakan kapasitas seseorang
dalam menguasai materi tersebut. Dalam pandangan Carroll, siswa yang punya
bakat rendah akan membutuhkan waktu yang lebih lama untuk bisa menguasai materi
tertentu dibanding siswa yang memiliki bakat lebih tinggi.
Dalam pedoman
yang dibuat oleh Departemen Pendidikan Nasional yang dimaksud dengan mastery
learning adalah pendekatan pembelajaran yang mempersyaratkan siswa agar
menguasai secara tuntas seluruh standar kompetensi maupun kompetensi dasar mata
pelajaran tertentu (Depdiknas, 2003-2004: 9). Sedangkan
menurut Oemar Hamalik (2001: 85), mastery learning
adalah suatu strategi pengajaran yang diindividualisasikan dengan menggunakan
pendekatan kelompok (group-based approach).
Dalam model pembelajaran
tuntas harus berdasarkan pada beberapa premis, diantaranya:
- Semua individu dapat belajar
- Orang belajar dengan cara dan kecepatan yang berbeda
- Dalam kondisi belajar yang memadai, dampak dari perbedaan individu hampir tidak ada
- Kesalahan belajar yang tidak dikoreksi menjadi sumber utama kesulitan belajar.
Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam konsep Belajar
tuntas ( Mastery Learning ) merupakan pembelajaran yang berdasarkan pada
anggapan bahwa semua siswa dapat belajar apabila memiliki waktu yang cukup dan
kesempatan yang memadai. Selain itu, dipercayai bahwa siswa dapat
mencapai penguasaan akan suatu materi bila standar kurikulum
dirumuskan dan dinyatakan dengan jelas, penilaian mengukur dengan tepat
kemajuan siswa dalam suatu materi, dan pembelajaran berlangsung sesuai dengan
kurikulum. Dalam metode belajar tuntas, siswa tidak berpindah ke tujuan belajar
selanjutnya bila ia belum menunjukkan kecakapan dalam materi sebelumnya.
B.
Tujuan
Model Pembelajaran Mastery Learning
Tujuan ideal dari penerapan pembelajaran tuntas di SD
yaitu supaya bahan yang dipelajari dapat dikuasai sepenuhnya oleh seluruh
siswa. Penerapan konsep pembelajaran tuntas dalam pembelajaran di SD dapat
mempertinggi rata-rata prestasi siswa dalam belajar dengan memberikan kualitas
pembelajaran yang lebih sesuai, bantuan serta perhatian khusus bagi siswa-siswa
yang lambat agar menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar yang
ditetapkan.
C.
Sintaks
Model Pembelajaran Mastery Learning
1) Orientasi (orientation).
Pada tahap orientasi
ini dilakukan penetapan suatu karangka isi pelajaran. Selama tahap ini guru
menjelaskan tujuan pembelajaran, tugas-tugas yang akan dikerjakan dan
mengembankan tanggung jawab siswa.
2) Penyajian (presentation).
Dalam tahap ini guru
menjelaskan konsep atau keterampilan baru disertai dengan contoh. Pengunaan
media pembelajaran baik visual/audiovisual sangat disarankan, sehingga siswa
tidak mengalami kesulitan pada tahap latihan berikutnya.
3) Latihan Terstruktur (struktured practice).
Dalam tahap ini guru
memberi siswa contoh praktik penyelesaian masalah, berupa langkah-langkah
penting secara bertahap dalam penyelesaikan suatu maslah/tugas. Dalam tahap ini
siswa perlu diberi beberapa pertanyaan, kumudian guru memberi balikan atas
jawaban siswa yang bersifat korektif.
4) Latihan Terbimbing (guided practice).
Pada tahap ini guru
memberi kesempatan pada siswa untuk latihan menyelesaikan suatu permasalahan
secara berkelompok, tetapi masih di bawah bimbingan. Peranan guru dalam tahap
ini memantau kegiatan siswa dan memberi umpan balik atas jawaban siswa.
5) Latihan
Mandiri (independencepractice).
Pada tahap latihan mandiri
merupakan inti dari strategi ini. Tujuan utama latihan mandiri (evaluasi)
adalah memperoleh informasi tentang pencapai tujuan dan penguasaan bahan oleh
peserta didik.Hasil evaluasi digunakan untuk menentukan dimana dan dalam hal
apa para peserta didk perlu memperoleh bimbingan dalam mencapai tujuan,
sehingga seluruh pesrta didik dapatmencapai tujuan, dan menguasai bahan belajar
secara maksimal.
D.
Sistem
sosial dan Sistem Pendukung Model Pembelajaran Masetry Learning
Sistem
sosial dalam model pembelajaran ini siswa belajar secara berkelompok yaitu
dibagi ke dalam kelompok kecil sejalan dengan tujuan dari model belajar tuntas
ini yaitu mengindividualisasikan tujuan pembelajaran di dalam setting
pembelajaran kelompok.
Sistem pendukung dari model ini adalah waktu yang di setting
oleh guru di sesuaikan dengan kapasitas belajar siswa, karena Carrol memandang
bakat sebagai jumlah waktu yang dihabiskan seseorang untuk mempelajari materi
tertentu dan bukan merupakan kapasitas seseorang dalam menguasai materi tersebut.
Untuk sasaran pembelajara apapun menurut Carrol tingkat pembelajaran yang
dicapai oleh seorang siswa akan sesuai dengan waktu yang dihabiskan ketekunan
siswa kualitas intruksional siswa, kemampuan siswa dalam memahami intruksi, dan
bakat siswa sendiri.
Dalam lingkungan belajar tuntas, guru
melakukan berbagai teknik pembelajaran, dengan pemberian umpan balik yang
banyak menggunakan tes diagnostik, tes formatif, dan pengoreksian kesalahan
selama belajar. Belajar tuntas dapat dilakukan melalui pembelajaran kelas oleh
guru, tutorial satu per satu, atau belajar mandiri dengan menggunakan materi
terprogram. Dapat dilakukan menggunakan pembelajaran guru secara langsung,
kerjasama dengan teman sekelas, atau belajar sendiri.
E.
Peran
Guru Model Pembelajaran Masetry Learning
Strategi
mastery learning menekankan pada peran atau tanggung jawab guru dalam mendorong
keberhasilan siswa secara individual. Pendekatan yang digunakan adalah seperti
yang dikembangkan oleh Keller yang lebih menekankan pada interaksi antar siswa
dengan materi/objek belajar. Objek belajar bisa berupa konsep dan realita hidup
dan kehidupan. Guru memiliki peran sebagai pemberi umpan balik berupa respon
positif seperti pemberian penguatan atau motivasi kepada siswa.
F.
Peran Siswa Dalam Model Pembelajaran Mastery Learning
Siswa lebih leluasa dalam menentukan jumlah
waktu belajar yang diperlukan. Artinya siswa diberikan kebebasan dalam
menentukan kecepatan pencapaian kompetensi. Kemajuan siswa sangat tertumpu pada
usaha serta ketekunan siswa secara individual.
Peran siswa sebagai individu didalam kelas
dan anggota kelompok didalam kelas.
G.
Kelebihan
dan Kelemahan model mastery learning
Kelebihan
:
1. jika
prosedur pembelajaran sesuai, maka siswa akan mudah mencapai tujuan
pembelajaran.
2. Siswa
akan termotivasi, karena guru memiliki peran sebagai pemberi respon yang
positif terhadap siswa.
3. Siswa
akan belajar bekerjasama dengan kelompoknya masing-masing sehingga tujuan
kelompok dan individu itu sendiri juga dapat tercapai.
4. Permasalahan
siswa dapat diatasi karena dalam model ini difasilitasi dengan tes diagnosis
dan program remidial.
Kelemahan
:
1. Peserta
didik yang belajar lambat perlu waktu lebih lama untuk menyelesaiakan tugas pembelajaran yang
diberikan.
2. Peserta
didik tidak diperkenankan mengerjakan pekerjaan berikutnya, sebelum mampu
menyelesaikan pekerjaan dengan hasil yang baik.
3. Jika
siswa dikelompokkan tidak secara acak, maka siswa yang intelegensinya kurang
sebagian besar dari mereka tidak akan mencapai ketuntasan belajar.
Komentar
Posting Komentar