Penilaian Pembelajaran IPS SD Kelas Tinggi
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Ketepatan
penilaian yang dilakukan sekolah, terutama yang berkaitan dengan penilaian
kelas, memperlihatkan pencapaian hasil belajar siswa. Penilaian tersebut
mempengaruhi pendekatan, kegiatan, dan sumber belajar yang diterapkan guru
dalam proses pembelajaran.
Penilaian
dan kegiatan pembelajaran bermuara pada penguasaan kompetensi yang diharapkan.
Selama ini pelaksanaan penilaian di kelas kurang mampu menggambarkan kemampuan
siswa yang beragam karena cara dan alat yang digunakan kurang sesuai dan kurang
bervariasi. Karena keterbatasan kemampuan dan waktu, penilaian cenderung
dilakukan dengan menggunakan cara dan alat yang lebih menyederhanakan tuntutan
perolehan siswa. Hasil evaluasi pelaksanaan Kurikulum menunjukkan bahwa
penilaian yang dilakukan di kelas kurang mampu memperlihatkan tuntutan hasil
belajar siswa, oleh karna itu kami bermaksud membuat makalah yang berjudul “
Penilaian Pembelajaran”.
B.
Rumusan
Masalah
1. Apa
pengertian penilaian pembelajaran ?
2. Apa
saja tujuan yang ada dalam penilain pembelajaran ?
3. Apa
yang menjadi prinsip dan acuan dalam penilaian pembelajaran ?
4. Bagaimana
teknik dalam penilaian pembelajaran IPS ?
5. Bagaimana
penilaian aspek kognitif dalam
pembelajaran IPS ?
6. Bagaimana
penilaian aspek afektif dalam
pembelajaran IPS ?
7. Bagaimana
penilaian aspek psikomotor dalam
pembelajaran IPS ?
C.
Tujuan
dan Manfaat
1. Untuk
mengetahui pengertian penilaian pembelajaran.
2. Untuk
mengetahui tujuan yang ada dalam penilain pembelajaran.
3. Untuk
mengetahui prinsif dan acuan dalam penilaian pembelajaran.
4. Untuk
mengetahui teknik dalam penilaian pembelajaran IPS.
5. Untuk
mengetahui penilaian aspek kognitif dalam pembelajaran IPS.
6. Untuk
mengetahui penilaian aspek afektif dalam pembelajaran IPS.
7. Untuk
mengetahui penilaian aspek psikomotor dalam pembelajaran IPS.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Penilaian
Menurut Sardiyo
(2009: 3) dalam Farah (2012) penilaian adalah suatu proses
sistematik untuk mengetahui tingkat keberhasilan dan efisiensi suatu program.
Penilaian merupakan suatu proses pengumpulan, pelaporan, dan penggunaan
informasi tentang hasil belajar siswa yang diperoleh melalui pengukuran untuk
menganalisis atau menjelaskan unjuk kerja atau prestasi siswa dalam mengerjakan
tugas-tugas yang terkait.
Menurut
Oktaviandi (2012) dalam Farah (2012) penilaian atau assessment adalah
penerapan berbagai cara dan penggunaan beragam alat penilaian untuk memperoleh
informasi tentang sejauh mana hasil belajar peserta didik atau ketercapaian
kompetensi (rangkaian kemampuan) peserta didik.
Jadi,
penilaian adalah kegiatan yang
dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan
untuk memperoleh, menganalisis dan menafsirkan hasil belajar siswa
sehingga menjadi informasi yang bermakna untuk pengambilan keputusan
dalam menentukan tingkat pencapaian kompetensi
siswa.
B.
Tujuan
Penilaian
Menurut Arikunto (2010:10) dalam Farah (2012) tujuan penilaian
sebagai berikut:
1. Selektif
Dengan cara mengadakan penilaian guru mempunyai
cara untuk mengadakan seleksi atau penilaian terhadap siswanya. Penilaian
tersebut mempunyai berbagai tujuan yaitu:
a. Untuk memilih siswa yang diterima di sekolah tertentu.
b. Untuk memilih siswa yang dapat naik ke kelas berikutnya.
c. Untuk memilih siswa yang seharusnya mendapatkan beasiswa.
d. Untuk memilih siswa yang sudah berhak meninggalkan sekolah.
2. Diagnostik
Dengan mengadakan penilaian guru dapat melakukan diagnosis
pada siswa tentang kebaikan dan kelemahannya sehingga dapat diketahui
sebab-sebab kelamahan dan cara untuk mengatasinya.
3. Penempatan
Dalam menentukan pelaksanaan pembelajaran dengan
pendekatan kelompok dapat dilakukan penilaian. Penilaian digunakan untuk
menentukan posisi pasti di kelompok mana seorang siswa harus di tempatkan.
Sekelompok siswa yang mempunyai hasil penilaian sama akan berada dalam kelompok
yang sama dalam belajar.
4. Pengukur
keberhasilan
Penilaian ini dimaksudkan untuk
mengetahui sejauh mana suatu program berhasil diterapkan.
C.
Prinsip dan Acuan Penilaian
1. Valid
Penilaian hasil
belajar oleh guru harus mengukur pencapaian
kompetensi yang ditetapkan dalam standar isi (standar kompetensi dan
kompetensi dasar) dan standar kompetensi lulusan. Penilaian valid berarti
menilai apa yang seharusnya dinilai dengan menggunakan alat yang sesuai untuk
mengukur kompetensi.
2. Objektif dan Adil
a. Penilaian hasil belajar siswa tidak
menguntungkan atau merugikan siswa dan tidak
dipengaruhi oleh subyektivitas penilai, perbedaan latar belakang agama,
sosial-ekonomi, budaya, bahasa, gender, dan hubungan emosional.
b. Transparan/bersifat terbuka. Artinya prosedur penilaian, kriteria penilaian dan dasar
pengambilan keputusan terhadap hasil belajar siswa dapat diketahui oleh semua pihak yang berkepentingan.
3. Terpadu
Penilaian hasil
belajar oleh guru merupakan salah satu komponen
yang tak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran.
4. Menyeluruh dan berkesinambungan
Penilaian hasil
belajar oleh guru mencakup semua aspek
kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik penilaian yang sesuai, untuk
memantau perkembangan kemampuan siswa.
5. Bermakna
Penilaian hasil
belajar oleh guru hendaknya mudah dipahami,
mempunyai arti, bermanfaat, dan dapat ditindaklanjuti oleh semua pihak,
terutama guru, siswa, dan orangtua serta masyarakat.
6. Sistematis
Penilaian hasil
belajar oleh guru dilakukan secara berencana dan
bertahap dengan mengikuti langkah-langkah baku.
7. Akuntabel
Penilaian hasil
belajar oleh pendidik dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi teknik,
prosedur, maupun hasilnya.
8. Beracuan kriteria
Penilaian hasil
belajar oleh guru didasarkan pada ukuran
pencapaian kompetensi yang ditetapkan.
Dalam melakukan penilaian, selain memperhatikan prinsip juga harus memperhatikan
acuan yang dipakai dalam penilaian. Berikut ini
beberapa acuan penilaian pada pembelajaran IPS sebagai berikut:
1. Acuan norma
Acuan norma merupakan acuan penilaian yang
mendeskripsikan penampilan atas dasar posisi relatif seorang siswa terhadap siswa
lain di dalam kelompok kelasnya (Sukardi, 2008:22) dalam Farah
(2012). Penilaian
dengan acuan norma menurut Pusat Kurikulum dalam Farah (2012) digunakan untuk:
a.
Menentukan ranking siswa dalam
satu kelas.
b.
Mengelompokkan siswa dalam satu
kelas berdasarkan prestasi belajar.
c.
Menentukan/ menyeleksi siswa ke
dalam kelas unggul dan kelas normal.
d.
Membandingkan antar siswa.
e.
Menyeleksi siswa yang mewakili
lomba antar sekolah.
f.
Menyeleksi siswa yang hendak
melanjutkan ke jenjang lebih tinggi.
2. Acuan Kriteria
Acuan kriteria adalah acuan penilaian dimana hasil
penampilan siswa menunjukkan posisinya sendiri terhadap kriteria tertentu tanpa
membandingkan dengan hasil penampilan siswa lain (Sukardi, 2008: 23) dalam Farah
(2012). Penilaian dengan acuan kriteria Pusat Kurikulum dalam dalam Farah (2012) digunakan
untuk:
a. Menentukan sejauh mana siswa telah mencapai kompetensi yang telah ditetapkan
dalam kurikulum.
b. Memberikan remidial atau pengayaan
bagi siswa-siswa tertentu.
c. Memperkirakan mutu suatu sekolah berdasarkan standar mutu nasional yang
tergambar dalam pencapaian daftar kompetensi yang tercantum dalam kurikulum
oleh siswa.
D.
Teknik dalam Penilaian
Pembelajaran IPS
1. Tes
Syarat-syarat tes yang baik antara lain harus valid
atau hanya mengukur apa yang hendak diukur dan harus andal. Keandalan dalam hal ini meliputi kecermatan atau ketepatan dan
konsisten dari hasil pengukuran yang dilakukan.
Sebelum
merancang sebuah tes, terlebih dahulu harus memperhatikan tujuan tes dan
kisi-kisi tes. Tujuan tes dapat dipakai untuk mengetahui penguasaan siswa dalam pokok bahasan tertentu setelah materi diajarkan. Selain itu dapat
juga digunakan untuk mengetahui kesulitan belajar siswa. Sedangkan kisi-kisi
merupakan rambu-rambu ruang lingkup dan isi soal yang akan diujikan.
2. Non Tes
Non tes
merupakan salah satu bentuk penilaian dalam mengambil keputusan terhadap hasil
proses pembelajaran untuk kompetensi yang bersifat afektif atau kompetensi yang
tidak dapat diukur secara kuantitatif. Apabila penilaian dengan tes selalu
dapat dinyatakan dengan angka/skala maka penilaian dengan teknik non-tes,
umumnya menghasilkan deskripsi secara kualitatif meskipun untuk kompetensi
tertentu ada yang berupa angka/skala. Beberapa teknik non tes antara lain:
a. Panduan Observasi
Panduan
observasi dapat dikembangkan oleh guru sehingga tidak menutup kemungkinan
terjadinya bias akibat subyektifitas guru. Namun inilah ciri khas dari
penilaian afektif yang tidak mungkin steril dari pengaruh subjektifitas guru. Ada beberapa petunjuk untuk mengurangi kelemahan dalam
penyusunan panduan observasi (Zaenul, 1993: 67):
1) Rencanakan terlebih dahulu apa yang akan diamati, untuk menghindari
tertariknya pengamat pada hal lain yang menarik perhatiannya.
2) Agar observasi dapat dilakukan secara cermat dan berkelanjutan
untuk memperoleh data yang seobjektif mungkin, maka diperlukan alat perekam
data observasi yang mudah dan jelas untuk dilaksanakan.
3) Sebaiknya melibatkan orang lain selain guru sebagai pengamat dalam
melakukan pengamatan, misalnya saja orang tua murid, konselor, wali murid, guru
lain, teman sebaya dan sejenisnya. Dengan demikian orang tua siswa terlibat secara langsung dalam pembelajaran.
b. Skala Sikap
Skala sikap
digunakan untuk menilai sikap dalam pembelajaran. Dalam skala ini pernyataan afektif menunjukkan pernyataan yang secara
langsung mengungkapkan perasaan terhadap suatu objek sikap. Sedangkan
pernyataan psikomotor menunjukkan pernyataan pilihan tingkah laku atau maksud
tingkah laku yang berkenaan.
c.
Daftar Ceklis
Daftar ceklis adalah suatu alat penilaian non tes
yang digunakan secara terstruktur untuk memperoleh informasi tentang sesuatu
yang diamati. Alat ini sangat bermanfaat untuk menilai hasil belajar ataupun
proses pembelajaran secara lebih rinci. Penggunaannya sangat sederhana, karena
hanya dengan membubuhkan menghendaki jawaban yang benar atau salah seperti
dalam ujian lisan yang menentukan lulus atau tidak lulus, melainkan hanya
mengungkapkan informasi tentang sikap yang digali yang dapat menggambarkan keadaan
peserta didik saat itu.
d. Skala Bertingkat
Skala bertingkat adalah alat penilaian non tes
untuk menilai karakteristik tertentu sebagaimana diharapkan muncul dalam diri
peserta didik.Tipe skala bertingkat di bawah ini termasuk jenis yang sederhana.
e. Wawancara
Pedoman wawancara disusun seperti daftar pertanyaan
yang akan diajukan saat wawancara dengan respondennya adalah siswa.
f. Portofolio
Portofolio sebagai salah satu penilaian dimaksudkan
penilaian terhadap hasil karya siswa. Kumpulan pekerjaan siswa biasanya berupa
sampel termasuk foto-foto kegiatan, komentar-komentar secara tertulis termasuk
perasan, sikap terhadap topik kegiatan, dan keinginan siswa yang perlu
diketahui guru yang selanjutnya dimasukkan kedalam folder. Portofolio merupakan
alat yang sangat baik sebagai bahan bagi guru ketika bertemu dengan orang tua
siswa. Guru dapat menjelaskan secara kronologis tentang aktivitas siuswa dan
hasilnya. Jadi penilaian portofolio merupakan suatu pendekatan dalam penilaian
kinerja peserta didik atau digunakan untuk menilai kinerja.
E.
Penilaian Aspek Kognitif dalam Pembelajaran IPS
Aspek kognitif adalah sub
taksonomi yang mengungkapkan tentang kegiatan mental yang berawal dari
tingkatan pengetahuan sampai tingkatan yang evaluasi. Tujuan aspek kognitif berorientasi
pada kemampuan berfikir yang mencakup kemampuan intelektual yang lebih
sederhana, yaitu mengingat sampai pada kemampuan memecahkan masalah yang
menunutut siswa untuk menghubungkan dan menggabungkan beberapa ide, gagasan,
metode atau prosedur yang dipelajari untuk memecahkan masalah tersebut
(Sardiyo, 2009:12) dalam Farah (2012) . Aspek
kognitif dalam penilaian hasil belajar
mempunyai dua tingkatan sebagai berikut:
1. Aspek kognitif tingkatan lebih rendah
a.
Pengetahuan (knowledge)
b.
Pemahaman (comprehension)
c.
Penerapan (application)
d.
Analisis (analysis)
e.
Sintesis (synthesis)
f.
Evaluasi (evaluation)
2. Aspek kognitif tingkatan yang lebih tinggi
a. Pengetahuan (knowledge)
Penilaian ini hanya
mengungkap tentang fakta, definisi, pengertian dan sejenisnya. Jadi, siswa
hanya dituntut untuk mengingkat kembali apa yang telah dipelajari.
b. Pemahaman (comprehension)
Penilaian ini menuntut
siswa untuk memahami atau mengerti apa yang telah dipelajari. Siswa dituntut dapat menjelaskan apa yang telah dipelajari dengan kalimatnya
sendiri. Siswa tidak dapat sekedar mengingat dan
menghafal informasi yang telah diperoleh, tetapi dapat memilih dan
mengorganisasikan informasi tersebut.
c. Penerapan (Application)
Jika pada pertanyaan yang mengungkapkan pengetahuan siswa diminta mengingat menghafal dan
mendefenisikan sesuatu. Selanjutnya dapat menjelaskan dan mengungkapkan
informasi yang diterima maka pada penerapan siswa dapat menggunakan informasi
yang diterima untuk memecahkan sesuatu masalah. Dengan menggunakan konsep,
prinsip, aturan, hukum atau proses yang telah dipelajari sebelumnya, siswa
diharapkan dapat menentukan jawaban yang benar terhadap pertanyaan yang
diajukan.
d. Analisis (Analysis)
Pertanyaan analisis menuntut siswa untuk berpikir
secara mendalam, kritis bahkan menciptakan sesuatu yang baru. Untuk menjawab
pertanyaan analisis, siswa harus mampu menguraikan sebab, motif atau mampu
mengadakan deduktif. Oleh karena itu, pertanyaan analisis tidak hanya mempunyai
satu jawaban yang benar, melainkan berbagai alternatif. Pertanyaan analisis menuntut siswa terlibat dalam proses kognitif, yaitu
berikut ini.
1)
Menguraikan alasan atau
sebab-sebab suatu kejadian.
2)
Mempertimbangkan dan menganalisis
informasi agar dapat menyimpulkan informasi yang diterima.
3)
Menganalisis kesimpulan untuk
menemukan bukti yang menunjang.
e.
Sintesis
(Synthesis)
Pertanyaan yang mengungkap sintesis menuntut siswa
berpikir original dan kreatif. Siswa dituntut
berpikir induktif. Jenis pertanyaan sintesis dapat berbentuk seperti berikut
ini:
a.
Pertanyaan yang menuntut siswa
membuat peramalan atau perkiraan.
b.
Pertanyaan yang menuntut siswa
mengungkapkan ide dan menghasilkan pemikiran yang original.
c.
Pertanyaan yang menuntut siswa
untuk memecahkan masalah.
f.
Penilaian
(evaluation)
Evaluasi yang mengungkap penilaian menuntut siswa
untuk melakukan kegiatan berpikir yang paling tinggi. Siswa dapat melakukan itu apabila pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis dan
sisntesis dapat dikuasai dengan baik. Kemungkinan jawaban yang diberikan siswa
berbeda-beda. Adanya perbedaan itu justru memperluas segi penalaran siswa
sehingga mereka mempunyai cakrawala yang luas. Pertanyaan yang mengungkap
evaluasi dapat dikategorikan sebagai berikut:
1)
Pertanyaan yang meminta siswa memberikan pendapat.
2)
Pertanyaan yang memberikan penilaian terhadap suatu ide.
3)
Pertanyaan yang meminta siswa untuk memecahkan masalah.
4) Pertanyaan yang meminta siswa menetapkan
karya terbaik.
F.
Penilaian Aspek Afektif pada Pembelajaran IPS
Nilai dan sikap moral terjadi
apabila ada interaksi sosial antara seseorang dengan orang lain, dengan
kelompok atau antar kelompok. Untuk dapat terjadi
interaksi sosial, harus ada kontak sosial dan komunikasi. Kontak sosial dapat
berlangsung dalam tiga bentuk sebagai berikut:
1. Antara orang per orang.
2. Antara orang per orang dengan kelompok masyarakat.
3.
Antara kelompok dengan kelompok.
G. Penilaian Aspek Psikomotor pada Pembelajaran IPS
Keterampilan-keterampilan IPS adalah beberapa
kemampuan baik fisik maupun mental di bidang Ilmu Pengetahuan Sosial. Semiawan dalam Farah
(2012) mengungkapkan
terdapat keterampilan-keterampilan mendasar dalam proses berpikir dan berkarya
di bidang ilmiah dapat dibagi menjadi 9 bagian yaitu:
1. Mengobservasi
Observasi merupakan keterampilan ilmiah mendasar
yang menggunakan semua indra, di dalamnya
terdapat kegiatan menghitung, mengukur, mengklasifikasi, dan mencari hubungan
ruang atau waktu.
2. Membuat hipotesis
Hipotesis adalah suatu perkiraan yang mempunyai
alasan untuk menerangkan suatu pengamatan tertentu. Hipotesis perlu diuji
melalui penelitian atau eksperimen.
3. Merencanakan penelitian
Eksperimen adalah menguji atau mengetes melalui
penelitian praktis. Dalam melakukan eksperimen, guru perlu melatih siswa dalam
merencanakan penelitian.
4. Mengendalikan variabel
5. Mengintrepetasi atau menafsirkan data
6. Menyusun kesimpulan sementara
7. Meramalkan
8. Menerapkan
9.
Mengkomunikasikan
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Penilaian adalah kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh, menganalisis dan menafsirkan hasil belajar siswa
sehingga menjadi informasi yang bermakna untuk pengambilan keputusan
dalam menentukan tingkat pencapaian kompetensinya. Tujuan penilaian
diantaranya adalah untuk keperluan selektif, diagnostik, penempatan dan
pengukuran keberhasilan. Prinsip penilaian diantaranya adalah valid, objektif
dan adil, terpadu, menyeluruh dan berkesinambungan, bermakna, sistematis,
akuntabel dan beracuan kriteria. Sedangkan acuan penilaiannya yaitu acuan norma
dan kriteria. Teknik penilaian dalam pembelajaran IPS yaitu tes dan non tes.
Pembelajaran IPS penilaiannya melingkupi aspek kognitif, afektif dan
psikomotor.
B.
Saran
Penyusun menyarankan sebagai calon guru
hendaknya dapat mengetahui tentang penilaian pembelajaran IPS di SD dan dapat
mengaplikasikannya ketika melaksanakan pembelajaran di SD.
DAFTAR PUSTAKA
Supriatna Nana, Srie Mulyani, Ade Rokhayati. 2009. Pendidikan IPS SD. Bandung: UPI PRESS
Boedi Pak. 2015. Makalah
Evaluasi Pembelajaran. http://pak-boedi.blogspot.co.id/2015/09/makalah-evaluasi-pembelajaran-ips-di.html.
(diakses tanggal 11 Maret 2016)
Iqbal Muhammad. 2016. Bengkel Pendidikan. http://bengkelpendidikansd.blogspot.co.id/2016/01/penilaian-dalam-pembelajaran-ips-sd.html?m=1. (diakses
tanggal 11 Maret 2016)
Komentar
Posting Komentar